Erogan Minta Swedia Setop Dukung Kelompok Teroris dan Cabut Kebijakan Sanksi sebelum Gabung dengan NATO

ANKARA, - Kantor Kepresidenan Turki pada Sabtu (21/5) mengatakan bahwa Presiden Recep Tayyip Erdogan sudah menggelar pembicaraan dengan Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson melalui sambungan telepon terkait rencana Swedia bergabung dengan blok militer NATO. Pada kesempatan itu, Erdogan kembali mendesak pemerintah Swedia berhenti mendukung organisasi teroris dan mencabut semua pembatasan yang sebelumnya diberlakukan oleh Stockholm terhadap Ankara dalam industri pertahanan.

"Presiden Erdogan menunjukkan bahwa dukungan politik, keuangan dan senjata yang telah diberikan Swedia kepada organisasi teroris harus diakhiri ... Presiden Erdogan lebih lanjut menyatakan bahwa pembatasan yang diberlakukan oleh Swedia pada Turki dalam industri pertahanan setelah Operasi Mata Air Perdamaian, yang telah Turki lakukan karena ancaman teroris yang berasal dari Suriah terhadap Turki, harus dicabut juga," kata kantor itu dalam sebuah pernyataan, dikutip Sputniknews.

Pada tersebut, Erdogan juga mengadakan pembicaraan dengan Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengenai rencana Finlandia dan Swedia.

"Berbicara dengan Presiden @RTErdogan dari Sekutu #Turki kami yang berharga tentang pentingnya Pintu Terbuka #NATO dan aplikasi keanggotaan oleh #Finland & #Swedia. Kami setuju bahwa masalah keamanan semua Sekutu harus diperhitungkan dan pembicaraan perlu dilanjutkan untuk menemukan solusi," tulis Stoltenberg pada postingan Twitter.

Pada hari Rabu pekan kemarin, pemerintah Swedia dan Finlandia diketahui sudah menyerahkan permohonan mereka untuk bergabung menjadi anggota NATO.

Ankara telah memberi tahu sekutu NATO-nya bahwa mereka akan menolak permohonan yang diajukan oleh kedua negara tersebut karena Swedia dan Finlandia selama ini sudah mendukung Partai Pekerja Kurdistan dan milisi YPG Kurdi, yang dianggap oleh Turki sebagai organisasi teroris.



sumber: www.jitunews.com