LONDON, - Boris Johnson mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pemimpin Partai Konservatif Inggris dan perdana menteri negara tersebut pada hari Kamis (7/7) di tengah beberapa skandal dan menyusul gelombang pengunduran diri sejumlah anggota kabinet senior. Meski demikian, Johnson akan tetap menjabat sebagai kepala pemerintahan Inggris sampai ada orang baru yang dipilih untuk menggantikannya.
Johnson mengatakan bahwa sesaat sebelum pidatonya, dia menunjuk beberapa nama baru untuk mengisi kekosongan jabatan dalam kabinet pemerintahannya.
Sejumlah pejabat tinggi Inggris dilaporkan telah memutuskan untuk mengundurkan diri karena tidak puas dengan kinerja Johnson. Diantara tokoh yang mengundurkan diri tersebut adalah Menteri Dalam Negeri Rishi Sunak dan Menteri Kesehatan Sajid Javid. Johnson memecat Sekretaris Leveling Up, Perumahan dan Komunitas Michael Gove pada hari Rabu, yang, menurut media Inggris ia sudah mendesak Sang PM untuk mundur.
Johnson menutup pidato singkatnya dengan mengungkapkan rasa terima kasih kepada istri dan keluarganya karena telah bertahan dalam masa-masa sulit. Dia juga berterima kasih kepada anggota kabinet yang mendukungnya, dan para pemilih Inggris yang mempercayakannya untuk memimpin negara itu.
Meskipun selamat dari mosi tidak percaya di Parlemen bulan lalu, Johnson dan kabinetnya semakin terlibat dalam sejumlah kontroversi. Pada bulan Mei, penyelidikan internal mengkonfirmasi bahwa pejabat pemerintah secara rutin melanggar aturan kebijakan Covid-19, dan beberapa di antaranya, termasuk Johnson sendiri, harus membayar didenda.