China dan ASEAN Diminta Desak Militer Myanmar Hentikan Tindak Kekerasan

BANGKOK, - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Minggu (10/7) mendesak China dan negara-negara ASEAN untuk menjatuhkan tekanan terhadap penguasa Myanmar agar kembali menjalankan sistem demokrasi.

"Adalah kewajiban China dan kepentingan China untuk melihat Burma (Myanmar) kembali ke jalurnya," kata Blinken dalam sebuah sesi konferensi pers di Bangkok.

Pada kesempatan itu, Blinken juga meminta ASEAN untuk meminta pertanggungjawaban dari pemerintah Myanmar atas kesepakatan damai dan penghentian tindak kekerasan terhadap warga sipil.

"Negara-negara ASEAN perlu meminta pertanggungjawaban rezim untuk itu ... terus menuntut penghentian kekerasan dan pembebasan tahanan (politik)," tambahnya.

Sembilan anggota ASEAN dan ketua junta Myanmar Min Aung Hlaing pada April tahun lalu menandatangani kesepakatan yang mencakup penghentian segera kekerasan dan dialog di antara semua pihak.

Militer Myanmar telah meningkatkan tekanannya terhadap kelompok etnis minoritas sejak melancarkan aksi kudeta pada tahun 2021. Mereka juga menghadapi perlawanan di berbagai bidang, termasuk dari seluruh kelompok milisi yang bersekutu dengan pemerintah yang digulingkan.



sumber: www.jitunews.com