Israel Bakal Tingkatkan Dukungan Militer untuk Ukraina

TEL AVIV, - Pemerintah Israel dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan bantuan militer kepada Ukraina berdasarkan permintaan dari Amerika Serikat. Hal itu disampaikan oleh seorang pejabat AS dan Israel yang tidak disebut namanya kepada Axios pada hari Rabu (4/5).

Menurut laporan Axios, Israel mengirim kepala biro politik-militer di Kementerian Pertahanan, ke Pangkalan Udara Ramstein di Jerman untuk pertemuan yang dipimpin AS mengenai pengiriman senjata ke Ukraina.

Media tersebut menambahkan bahwa penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan juga bertemu dengan penasihat keamanan nasional Israel, Eyal Hulata, di Gedung Putih pekan lalu, dimana Sullivan menyampaikan permintaan Washington ke Tel Aviv.

“Seorang pejabat senior Israel mengatakan pemerintah Israel sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan bantuan militernya ke Ukraina dan kemungkinan akan melakukannya saat perang berlanjut. Tetapi pejabat itu menekankan bahwa Israel hanya akan menyediakan peralatan militer yang tidak mematikan,” demikian laporan Axios.

Rusia diketahui sudah meluncurkan operasi militer ke Ukraina pada 24 Februari dengan mengklaim bahwa tindakan itu bertujuan untuk "denazifikasi" Ukraina. Sementara itu, Israel mengutuk konflik tersebut dan menuduh Moskow telah melakukan tindak kejahatan perang terhadap Ukraina.

Laporan itu muncul saat ketegangan antara Israel dan Rusia meningkat usai menteri luar negeri Rusia Sergey Lavrov menuduh bahwa pemimpin Nazi Adolf Hitler merupakan warga keturunan Yahudi.

"Jadi ketika mereka mengatakan 'Bagaimana Naziifikasi bisa ada jika kita orang Yahudi?' Menurut pendapat saya, Hitler juga memiliki asal-usul Yahudi, jadi itu tidak berarti apa-apa. Untuk beberapa waktu kami telah mendengar dari orang-orang Yahudi bahwa antisemit terbesar adalah orang Yahudi,” kata Lavrov dalam sebuah wawancara dengan salah satu media Italia, dikutip Al Arabiya.

Komentar tersebut membuat marah pemerintah Israel, yang seketika langsung memanggil duta besar Rusia untuk menyampaikan protes.

Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengatakan bahwa Israel melakukan “segala upaya” untuk mempertahankan hubungan baik dengan Rusia, namun “ada batasannya dan batas ini telah dilanggar.”

Dia menambahkan: “Pemerintah Rusia perlu meminta maaf kepada kami dan kepada orang-orang Yahudi.”



sumber: www.jitunews.com